Misteri kehidupan kuno di lembah cemoro wayang Gunung Lawu

Minggu, 25 Oktober 2020 : 23.59

0 komentar

Salah satu yang diyakini masyarakat sekitar lereng Gunung Lawu, adannya kehidupan kuno yaitu sebuah Kampung yang dahulunya bernama Kampung Dandang


Kabut menyelimuti lereng Gunung Lawu (Foto Dea/Teraswisata)

TERASWISATA- Gunung Lawu merupakan salah satu Gunung yang diyakini masih menyimpan sejuta misteri tak terungkap di tanah Jawa ini.


Gunung yang masuk kedalam 7 Summits of Java ini diyakini nuansa mistiknya masih begitu kental. Salah satunya misteri kehidupan kuno di lereng Gunung yang memisahkan dua provinsi, Jawa Tengah dan Jawa Timur ini.


Salah satu yang diyakini masyarakat sekitar lereng Gunung Lawu, adannya kehidupan kuno yaitu sebuah Kampung yang dahulunya bernama Kampung Dandang.


Kampung Dandang sendiri, berada diketinggian 1500 dpl. Untuk menuju ke kampung itu, medan yang dilalui cukup terjal.


Apalagi, dengan mengungsinya seluruh warga didesa itu, jalan setapak yang dahulu ada, kini sudah tertutup rumput ilalang yang cukup tinggi.


Menurut Beluk,salah satu tokoh masyarakat, Kampung Dandang diyakini berada di salah satu perbukitan dilereng Gunung Lawu.


Tepatnya di sebuah lembah yang dikenal lembah Cemoro Wayang. Atau tepatnya diatas Selipan, namun letaknya masih kalah tinggi dengan Desa Gondosuli.


"Kampung ini bukan kampung purba. Tapi sebuah perkampungan kuno,,"papar Beluk mengawali pembicaraan, Minggu (25/10/2020).


Menurut Beluk,kampung Dandang ini bukan salah satu perkampungan di lereng Gunung Lawu yang diyakini hilang secara misterius.


Kampung Dandang,ungkap Beluk, sama seperti desa saat ini. Dulunya kampung ini juga banyak dihuni masyarakat di sekitar lereng Gunung Lawu.


Mata pencarian utama warga kampung itupun sama, yaitu pertanian. Letak Kampung Dandang itu sendiri kalau saat ini, tepatnya berada tepat di atas Sekipan.


Namun, bencana besar merubah segalanya. Masyarakat di Kampung Dandang takut dan sepakat meninggalkan kampung Dandang, setelah bencana besar berupa banjir dan longsoran tanah menerjang perkampungan itu.


"Dulu kampung itu juga seperti kamoung-kampung lainnya dilereng Gunung Lawu juga dihuni.Tapi, bencana besar yang menerjang kampung mereka, membuat warga sepakat meninggalkan kampung mereka,"jelasnya.


Konon dibalik ilalang ini dahulunya ada sebuah perkampungan yang diyakini ditinggalkan wargannya karena bencana besar (Foto:Dea/Teraswisata)

Beluk tak tahu pasti, apakah saat bencana besar menimpa kampung itu, ada korban atau tidak. Namun yang pasti, kampung itu kosong, karena ditinggal seluruh wargannya.


Karena ditinggalkan oleh warganya, kampung itupun menjadi kampung tak bertuan. Dan lama kelamaan, kampung itupun hilang.


Tak banyak yang tahu tentang keberadaan kampung Dandang. Kecuali masyarakat Tawangmangu itu sendiri yang tahu cerita tentang keberadaan kampung Dandang itu.


Namun, untuk membuktikan bila kampung itu pernah ada, di lokasi itu masih bisa ditemukan bekas-bekas seperti petak areal persawahan, pemukim, sumur, pagar rumah dan perabotan rumah tangga, hingga saat ini pun masih bisa ditemukan.


"Kalau diijelajahi kesana (Kampung Dandang) masih bisa menemukan bukti kalau kampung itu pernah ada. Kayak petak kebun, sawah rumah pagar itu masih ada,"terangnya.


Menurut Beluk, dinamakan lembah Cemoro Wayang itu dikarenakan dilokasi itu ada sebuah pohon Cemara. Dimana, pohon Cemara itu letaknya berada di punggung Gunung Mitis.


Kendati sudah tak dihuni lagi, ungkap Beluk, namun pohon buah yang diyakini pernah ditanam warga di kampung itu sebelum bencana besar menimpa kampung mereka, banyak ditemukan buah-buahan.


Tapi anehnya, buah-buahan ini bisa berubah bila dibawa keluar dari lokasi tersebut. Anehnya, bila buah-buahan itu dibawa keluar dari daerah lembah Cemoro Wayang, berubah menjadi batu.


"Misal, pisang dibawa keluar dari lembah akan berubah jadi batu. Begitu pula buah-buahan lain, berubah jadi batu kalau dibawa keluar dari daerah itu. Tapi kalau dimakan disitu, tidak akan berubah, anehnya disitu,"terangnya.


Keanehan lainnya, ungkap Beluk, meski sudah tidak dihuni lagi, warga yang tinggal dibawah lembah Cemara wayang ini, masih sering mendengar adannya suara-suara seperti orang tengah beraktivitas. Seperti suara orang tengah membajak sawah, bau masakan dan aktivitas lainnya.


"Tapi hanya suara-suara saja yang kadang terdengar. Waktu didatangi, tak ada siapa-siapa disana,"pungkasnya (Dea)


Share this Article

TeraswisataTV

More Stories