MALANG – Gunung Kawi yang dulunya terkenal dengan wisata religi dan mistis kini berubah semenjak adanya Lembah Indah Malang. Wisata baru di Desa Balesari, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang ini menawarkan konsep pemandangan alam pegunungan dan perpaduan edukasi wisata pertanian dan peternakan.
Pemandangan indah alam Gunung Kawi menjadi daya tarik wisatawan hadir ke Lembah Indah Malang, bahkan usai viral di media sosial ribuan wisatawan berduyun – duyun datang kendati pandemi Covid-19 masih merebak.
“Memang kalau viral di medsos itu ada untung ruginya, tantangannya memang tidak bisa dibatasi kalau wisatawan datang kesini,” ujar Deputi General Manajer Lembah Indah Malang Fadli Umam kepada teraswisata.com pada Senin (27/7/2020).
Ia mengakui bila pihaknya terkejut setelah viral di media sosial mengingat sebenarnya fasilitas yang dikerjakan belum selesai sebenarnya.
“Ini kita kerjakan tiga tahun lalu, kita bangun bertahap, baru dapat izin buka pada Juni lalu dari Pemkab Malang, sampai hari ini baru 20 persen pengerjaannya, belum selesai, belum kita grand opening juga, tapi keburu viral di media sosial,” ungkapnya.
Ribuan wisatawan yang datang memang bukan tanpa alasan, pemandangan alam 360 derajat sejauh mata memutar memandang yang alami menakjubkan, dibalut dengan ciri khas glamping yang diusung Lembah Indah Malang, menjadikan magnet tersendiri.
“Hari biasa di kisaran 700 – 1.000 pengunjung, itu hari biasa Senin – Jumat, untuk Sabtu kita bisa mencapai 2.000 pengunjung, hari Minggu bisa 4 – 5 ribu,” ucapnya.
Menurutnya, ciri khas glamping diperoleh ide saat dirinya berkunjung ke eropa. Saat melihat pemandangan alam di Gunung Kawi terbesit ide tersebut dan mencoba mengaplikasikannya.
Selama tiga tahun belakangan ia dan rekan – rekannya merombak lembah di Gunung Kawi yang dulunya hanya perkebunan biasa.
“Sebelumnya kita riset ke negara – negara wisata maju seperti di Swiss hampir sama, kalau dulu Nikita Willy main ke Kanada, dome-nya sama persis, hanya beda warna, dia warna hitam pas ke kanada, kita putih, dan aku yakin juga kita satu pabrik (glamping-nya),” jelasnya.
“Kita lihat potensi Gunung Kawi sebagai tempat wisata dengan keindahan alamnya. Dulu lembah ini hanya ladang tebu, tapi kami konsep eduresort (edukasi resort) dengan memberikan edukasi di bidang pertanian, peternakan, perkebunan, wahana permainan, tapi juga ada resort-nya,” tambah pria kelahiran Medan ini.
Selain pertanian dan perkebunan, ‘jualan’ wisata lembah ini terletak pada glamping-nya, yang menjadi daya tarik untuk berfoto ria. Total terdapat sembilan glamping dengan fasilitas setara hotel bintang tiga dan sepuluh glamping biasa, serta dua villa dengan suguhan rumah adat Manado, dengan sasaran masyarakat menengah.
Wisatawan dapat menikmati sensasi menginap dan camping ala – ala eropa sambil menikmati suasana alam Gunung Kawi mulai harga Rp 95 ribu per malam untuk glamping biasa dengan kapasitas maksimal 8 orang satu glamping-nya, hingga Rp 1,5 juta untuk villa dengan tiga kamar yang dapat menampung hingga 10 orang.
Bagi wisatawan yang ingin menikmati sensasi wisata di lembah Gunung Kawi tak perlu merogoh kocek dalam, tiket masuk hanya dibanderol Rp 15 ribu saja setiap harinya, termasuk hari Sabtu dan Minggu.
“Tiket masuk Rp 15 ribu, itu sudah gratis parkir dan toilet. Kita buka dari pukul 07.00 – 18.00 WIB setiap hari kecuali Senin, Senin kita libur karena kalau Minggu biasanya meledak, maka istirahat karyawan supaya fit,” tukasnya. (Ris/Sus)