Kirab Budaya Grebeg Sudiro, Tradisi Perpaduan Cina-Jawa

Sabtu, 25 Januari 2020 : 16.16

0 komentar

Teras Wisata - Karnaval Grebeg Sudiro 2020 yang digelar kota Solo ,Minggu, (19/1/20) berlangsung meriah. Ribuan warga berkumpul di depan Pasar Gede Solo untuk melihat prosesi karnaval grebeg sudiro kali ke 13 tahun ini.

Pantauan RRI masyarakat mulai memadati kawasan pasar Gede solo sejak pukul 12.00 WIB, padahal karnaval baru dimulai pukul 14.30 WIB, Mereka rela bertahan di bawah terik matahari demi menikmati berbagai karya seni unik dari para peserta karnaval grebeg sudiro serta mengikuti puncak acara karnaval grebeg kue kranjang.

Dalam puncak acara, 4000 kue kranjang yang diperebutkan serta disebar panitia habis dalam waktu 10 menit, masyarakat rela berdesak-desakan memperebutkan sebaran kue keranjang.

Ketua Panitia Arga Dwi Setiyawan mengatakan 4000 kue kranjang yang disapkan dipisah dalam 12 jodang dan sebagian disebar dari atas panggung. Selain kue kranjang juga terdapat gunungan buah dan sayur yang ikut diperebutkan ratusan warga.

"Kue keranjang yang kita siapkan pada karnaval ini ada 4000 kue, itu ada yang di kasih di jodang, ada juga yang kita sebar dari atas pangsung sisi barat, sudah kita buatkan khusus untuk menyebar kue," jelas Arga Kepada RRI disela karnaval.

Lanjut, Arga ajang Grebeg Sudiro yang sudah digelar sejak 2008 lalu itu, menjadi cermin akulturasi budaya antara etnis Tionghoa dan masyarakat jawa di kota Solo.

"Grebeg Sudiro menjadi integrasi social dan pluralism di Solo, akulturasi budaya, khususnya Jawa dan Tionghoa, serta mendukung program-program kebudayaan dan kepariwisataan Kota Surakarta," bebernya.

Sementara itu 2000 rombongan peserta karnaval yang terdiri dari 62 kelompok masyarakat itu dilepas Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo berserta Wakil Walikota Solo Achmad Purnomo dengan ditandai pemukulan tambur.

Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo mengatakan Karnaval Grebeg Sudiro menggambarkan kebinekaan dikota solo, karena dalam berbagai kemajemukan, masyarakat tetap dapat rukun dan saling menghormati satu sama lain.

"Grebeg sudiro ini mewakili 3WMP yang selalu kita terapkan di masyarakat, ini juga bentuk kebinekaan di kota Solo ini, karena meski banyak perbedaan dan kemajemukan, warga Solo ini tetap rukun, damai, dan penuh toleransi," tegasnya.

Adapun Romobongan karnaval diawali dari kelompok paskibra dengan membawa bendera merah putih yang dikuti replika lambang burung garuda, kemudian arak-arakan kesenian buto gedruk, peserta berkostum biksu, serta para perwakilan dari kelurahan dan kecamatan di kota Solo, hingga ditutup barongsai

Share this Article

TeraswisataTV

More Stories