teraswisata - Bagi kolektor barang antik dan kuno, Pasar Antik Triwindu (Ngarsopura) Solo jadi referensi wajib masuk daftar kunjungan. Berlokasi di depan Pura Mangkunegaran ini buka mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB.
Pasar dua lantai yang sudah mengalami revitalisasi ini, banyak menawarkan beragam barang antik, mulai dari lampu kuno, koper jaman kolonial, meja kursi, lemari, pajangan berupa piring maupun cermin kuno.
Mesin hitung juga mesin ketik hingga telepon putar. Harganya dari puluhan ribu hingga ratusan juta. Tergantung usia barang, keunikan juga jumlah barang yang ada di pasaran. Bahkan alat musik jadul seperti Gramafon asli Eropa hingga radio kuno masih banyak ditemukan disini dan menjadi buruan kolektor.
Jika ada yang suka dengan motor antik, mulai tahun 60 hingga 70-an disini masih dijual. Bahkan onderdil mobil atau motor kuno yang kini sudah tidak diproduksi lagi, asal mau sabar mencarinya pasti bisa di dapatkan.
Bagi seorang kolektor harga tidak menjadi masalah. Tak heran jika seorang kolektor mampu merogoh dompetnya hingga puluhan samoai ratusan juta demi barang yang diincarnya. Asalkan barang itu asli, berapapun harganya transaksi tetap berjalan.
Namun yang perlu dipahami, jika ingin berbelanja barang antik harus teliti dan memahami betul ciri dan karakter barangnya. Karena banyak juga desain baru namun dibuat seolah-olah itu barang lama atau 'dikunokan'.
Serupa tapi tak sama, misalkan ada lampu kristal gantung, aslinya harganya adalah Rp. 24 juta. Namun afa barang tiruan (KW) yang bisa didapat dengan harga di bawah Rp. 1 juta.
Biasanya kolektor memahami betul, karena kualitas besinya saja berbeda, jika lampu kuno besinya kokoh dan berat. Jika jenis KW rasanya ringan jika disentuh. Keunikan lain saat bertransaksi di pasar Triwindu, tidak selalu dengan uang.
Namun bisa saja dengan sistem barter yakni menukar barang dengan barang. Namun hal itu atas kesepakatan bersama, menukar satu koleksi dengan koleksi lainnya. Tertarik......ayo datang langsung ke kota Solo. (dian)
