Perjalanan Panjang Keris Warisan Budaya Indonesia Yang Diakui UNESCO

Rabu, 25 November 2020 : 16.40

0 komentar

UNESCO menyebutnya a Masterpiece of The Oral and Intangible Heritage of Humanity


Keris salah satu peninggalan budaya yang diakui dunia (Foto: Teraswisata)

TERASWISATA - Hari ini, 25 November tepat 15 tahun sudah Organisasi Pendidikan, Pengetahun, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) resmi,UNESCO mengakui keris sebagai warisan budaya Indonesia.


UNESCO menyebutnya a Masterpiece of The Oral and Intangible Heritage of Humanity" (karya agung lisan tak benda warisan kemanusiaan).


Penilaian dilakukan pada aspek non bendawi (intangible) keris. Aspek non bendawi ini meliputi sejarah, tradisi, fungsi sosial, seni, falsafah, simbolisme, dan  aspek mistik.


Dari penilaian itu, mereka menyatakan nilai-nilai yang ada pada keris masih hidup, dihayati, dan tradisinya masih berlanjut.


"Berbeda dengan budaya samurai di Jepang yang kini sudah mati," kata Direktur Jenderal UNESCO Koichiro Matsuura saat itu seperti dilansir dari InfoPublik.co.id


Sementara Piagam penghargaan diserahkan Direktur Jenderal UNESCO, Koichiro Matsuura kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta pada, 6 Desember 2005.


Pengakuan UNESCO ini menambah daftar kekayaan budaya Indonesia yang telah diakui sebelumnya seperti batik, angklung, wayang, dan lainnya.


Deretan keris peninggalan budaya adiluhung yang diakui dunia (Teraswisata)

Pengakuan UNESCO terhadap keris ini memang tak salah. Keris, memang sudah lekat dengan budaya masyarakat Indonesia sejak dulu. Keris adalah senjata tajam tradisional yang populer di wilayah Nusantara.


Meskipun pada mulanya keberadaannya sulit dipastikan, namun jelas keris sudah eksis sejak berabad-abad silam di Pulau Jawa. Senjata ini mengalami evolusi dan terekam dalam cerita tutur, naskah-naskah kuno, maupun prasasti.


Bukti arkeologi paling tua yang menginformasikan keberadaan keris adalah prasasti batu yang ditemukan di Desa Dakuwu, daerah Grabag, Magelang, Jawa Tengah.


Prasasti ini diperkirakan dibuat pada abad ke-5 Masehi. Prasasti menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta.


Pada prasasti tersebut termuat pahatan-pahatan berbagai benda dan senjata yang dianggap sebagai bagian dari perlengkapan upacara keagamaan.


Benda-benda itu antara lain trisula, kapak, sabit, kudi, dan pisau yang bentuknya mirip keris Sombro -keris dengan bentuk tertentu yang menjadi ciri khas keris buatan Nyi Sombro, empu perempuan dari era Kerajaan Pajajaran.


Prasasti lain yang juga memberikan gambaran mengenai keris adalah prasasti berupa lempengan perunggu bertulis yang ditemukan di Karangtengah, berangka tahun 842 Masehi.


Pada prasasti itu dinyatakan bahwa ada beberapa sesaji yang digunakan untuk menetapkan Poh sebagai daerah bebas pajak.


Sesaji itu antara lain berupa kres, wangkiul, tewek punukan, wesi penghatap. Kata kres pada teks prasasti itu artinya keris.


Budaya keris sepertinya mulai sangat populer pada era Kerajaan Majapahit (1293-1527 M). Ma Huan, seorang Tiongkok Muslim yang menulis kronik perjalanan ekspedisi Cheng Ho pada abad ke-15, antara lain menyebutkan bahwa budaya keris dari Jawa sudah menyebar ke wilayah-wilayah yang saat ini disebut Palembang, Riau, Semenanjung Malaya, Brunei Darussalam, Filipina Selatan, Kamboja, hingga ke Thailand.


Teknik pembuatan keris cepat menyebar ke berbagai penjuru Nusantara antara lain melalui ekspedisi-ekspedisi penaklukan kekuasaan yang dilakukan kerajaan-kerajaan di masa itu.


Penyebaran lainnya adalah melalui kegiatan perdagangan, pelayaran, dan migrasi manusia.


Migrasi dilakukan oleh masyarakat zaman dahulu antara lain dikarenakan terjadinya perebutan kekuasaan, kebangkitan dan keruntuhan kerajaan-kerajaan, sehingga menyebabkan situasi tidak aman. Banyak empu keris yang sebelumnya tinggal di suatu kerajaan pindah ke tempat lain karena khawatir keselamatannya terancam.


Di tempat yang baru, mereka menularkan seni pembuatan keris yang mereka kuasai. Keahlian itu kemudian diwariskan dari generasi ke generasi dan lambat-laun menyebar ke berbagai daerah di Nusantara.(dia





Share this Article

TeraswisataTV

More Stories