Desa Ini Dapatkan Penghargaan UNESCO Memiliki Pembuat Keris Terbanyak di Asia Tenggara 

Rabu, 25 November 2020 : 16.46

0 komentar

Branding ini tak lepas dari penobatan yang diberikan UNESCO pada 2012


Pembuatan keris (Foto: Teraswisata)

TERASWISATA -  Sumenep, Madura merupakan salah satu daerah yang menjadi tempat yang terkenal sebagai pembuat keris.


Tepatnya di Desa Aeng Tong Tong, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Jaraknya kurang lebih sekitar 15 km dari kota Sumenep ke arah selatan menuju Pamekasan.


Saking banyaknya para pembuat keris, pemerintah daerah membranding daerahnya sebagai kota keris pada 2014. Branding ini tak lepas dari penobatan yang diberikan UNESCO pada 2012.


Dikutip dari InfoPublik.co.id, UNESCO menobatkan Desa Aeng Tong Tong sebagai desa paling banyak empu (pembuat keris) se Asia Tenggara. Para perajin itu tersebar di tiga kecamatan, yaitu Bluto, Saronggi, dan Lenteng.


Pada 2013, Sumenep memiliki 648 empu (ahli pembuat keris). Dari jumlah itu, 478 empu bermukim di Desa Aeng Tong Tong, Kecamatan Saronggi.


Berkat pengakuan UNESCO tahun 2005 lalu terhadap keneradaan keris sebagai warisan budaya dunia tampaknya memang berpengaruh besar terhadap pertumbuhan industri dan pasar perdagangan keris.


Minat berbagai kalangan terhadap keris, walaupun tidak pernah benar-benar mati, pasca pengakuan ini meningkat tajam. Ketika minat pasar meningkat, geliat industrinya juga meningkat, termasuk di Sumenep.


Berawal dari Empu Kaleng


Pembuatan keris (Foto:Teraswisata)

Keahlian warga Desa Aeng Tong Tong membuat keris tak lepas dari keberadaan empu Keleng yang hidup di awal abad ke-13 di Kerajaan Sumenep.


Empu Keleng kemudian menurunkan ilmunya yang mumpuni kepada anak angkatnya yang bernama Joko Tole. Akhirnya, Empu Keleng dan Joko Tole dipercaya sebagai empu sakti yang memiliki keahlian lengkap sebagai empu pembuat keris dari Sumenep.


Di Pulau Madura terdapat cerita tutur yang menunjukkan betapa erat hubungan antara suku Madura dengan keris.


Konon terdapat kepercayaan, apabila seorang perempuan sedang hamil, suaminya harus berusaha membuat sebilah keris yang nantinya diberikan kepada si anak.


Besi yang akan dibuat keris diletakkan di bawah tempat tidur. Sang ayah harus menjalankan tirakat, misalnya berpuasa, untuk mendapatkan petunjuk Tuhan. Jika petunjuk sudah diperoleh, potongan besi itu harus diletakkan di tempat ramai, misalnya pasar.


Jika potongan besi itu tidak terlihat oleh siapapun, besi itu dapat diproses menjadi keris. Jika gagal, tirakat harus dilanjutkan lagi sampai berhasil. Besi itulah yang dinamakan “besi calon”, bahan untuk membuat keris. (Sumenep membranding daerahnya sebagai kota Keris, seperti yang tampak dalam gambar. Sumenep memang memiliki banyak empu. Mereka kebanyakan bermukim di desa Aeng Tong Tong. (Dia) 




Share this Article

TeraswisataTV

More Stories