Kreatif dan Inovatif, Daur Ulang Limbah Plastik Agar Memiliki Nilai Ekonomis

Jumat, 18 September 2020 : 10.31

0 komentar

TERASWISATA - Indonesia merupakan salah satu negara penyumbang sampah plastik terbesar kedua  setelah China versi World Economic Forum. Diketahui produksi sampah plastik di Indonesia dalam satu tahun bisa mencapai 175.000 ton atau 63,9 juta ton.

Melihat kondisi tersebut yang dipicu rasa keprihatinan justru menimbulkan ide kreatif. Wayan Sukis (38), salah satu warga di Desa Kaliboyo, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, yang berhasil memanfaatkan sampah kantong plastik menjadi kerajinan bunga hias yang bernilai jual tinggi.

"Sampah plastik, apalagi tas kresek akan membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun untuk mengurai. Apabila tidak didaur ulang dengan baik, bisa berakibat pada pencemaran lingkungan," paparnya, Kamis (17/9/2020).

Sampah plastik inilah yang meresahkan masyarakat, bahkan dapat menyebabkan bencana banjir. Sampah plastik apabila dikubur dia tidak hancur, digali masih tetap plastik.

"Oleh karena itu, saya berinisiatif untuk membuat bunga hias seperti ini agar mengurangi limbah sampah plastik,” terang Wayan.

Proses pembuatannya pun cukup mudah dan sederhana, bahan utama yang dibutuhkan yakni sampah kantong plastik yang di press dengan setrika panas, kemudian dibuat polanya dan digunting untuk membuat daun, bunga, bahkan hiasan lainnya.

Untuk membuat satu kerajinan bunga hias, Wayan hanya membutuhkan waktu sekitar 30-60 menit, tergantung kerumitan dan modelnya. Dalam sehari, ia dapat menghasilkan 4-5 bunga hias siap jual.

Produk buatannya ini dipasarkan dengan cara berkeliling menggunakan sepeda motor dan dibanderol dengan harga Rp20.000 per buah.

“Untuk omset terbilang lumayan, dalam sebulannya bisa mendapat ratusan hingga jutaan rupiah, tergantung sepia tau ramainya pembeli, bahkan pernah dalam sehari mendapat uang Rp150.000,” imbuhnya.

Wayan berharap, masyarakat sadar akan sampah, jadi kalau bisa sampah apapun dibuatlan menjadi karya yang bernilai, jangan dibuang apalagi dibakar. Jika sampah organik tak perlu khawatir karena bisa menjadi kompos, tetapi jika sampah anorganik kan tidak bisa terurai.

"Intinya saya peduli dengan lingkungan, saya ingin desa saya bahkan negara Indonesia terbebas dari sampah plastik,” tutupnya. (Dita)

Share this Article

TeraswisataTV

More Stories