Sosok Mahluk Halus Serta Ular Besar Konon Penghuni Bunker Peninggalan Jepang di Pulau Enggano

Jumat, 24 Juli 2020 : 23.15

0 komentar

BENGKULU - Keindahan alam Pulau Enggano tak perlu diragujan lagi.Pulau yang memiliki luas sekira 40.260 hektar ini tak hanya memiliki keindahaan alam yang eksotis.

Namun di pulau yang masuk Kecamatan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, dan terpaut hanya 175 KM ke kota Bengkulu ini terdapat jejak sejarah pendudukan pasukan tentara Jepang di Indonesia.

Ya, di pulau yang hanya didiami 3.738 jiwa penduduk ini terdapat sebuah banker yang pernah digunakan Jepang pada tahu. 1935 silam. Konon banker ini berfungsi sebagai pos-pos pengintaian untuk mengantisipasi serangan.

Ada lokasi dimana Bunker peninggalan tentara Jepang yang hingga kini masih kokoh berdiri itu berada yakni di desa Malakoni dan Desa Apoho. Tiga buah bunker itu cukup besar dan berbentuk lingkaran, berdiameter sekira tujuh meter hingga delapan meter dengan tinggi bunker sekira 2,5 meter.

Dimana setiap bunker memiliki pintu masuk dibagian dan dua buah lobang pengintai yang terdapat dibagian depan bunker. Bunker itu sendiri terletak terpisah. Satu bunker tepi pantai malakoni, Desa Malakoni.

Namun karena abrasi air laut, banker itu saat ini berada didalam air laut. Kondisi berbeda terlihat di bunker yang terletak di Desa Apoho atau berjarak sekira 50 meter dari bunker Desa Malakoni juga telah terkena abrasi air laut. 

Namun sebagian banker ini telah tertimbun pasir. Kondisi bunker itu hanya terlihat dua lobang pengintai, namun pintu masuk dibagian belakang telah tertutup oleh pasir pantai Apoho.

Jejak banker lain peninggalan Jepang juga terdapat diatas bukit di Desa Apoho atau berjarak 125 meter dari bunker ditepi pantai Apoho atau berjarak sekira 50 meter dari tepi jalan raya Desa Apoho.

Sama seperti keduan banker lainnya, kondisi banker ini juga memprihatinkan. Bagaimana tidak, bunker itu sudah menjadi semak belukar serta ditumbuhi oleh tanaman liar disekeliling bunker.

Konon, di bunker itu masih terdapat satu meja dan kursi peninggalan Jepang. Ukurannya, pun sama seperti bunker lainnya. Konon, bunker yang diatas bukit itu sudah didiami oleh ular serta angker yang diketahui telah dihuni mahluk halus.

Pasalnya, menurut cerita, salah satu kontraktor ingin membangun jalan menuju atas bunker, secara tiba-tiba mesin alat berat mengeluarkan api. Seketika itu, kontraktor menghentikan pekerjaan dan tidak melanjutkan kembali pekerjaan untuk membuat jalan di samping bunker diatas bukit Desa Apoho.

"Semua bunker itu peninggalan zaman Jepang. Lobang yang terdapat dibagian depan itu digunakan sebagai lobang pengintai musuh semasa itu. Semua lobang pengintai menghadap ke samudera hindia," jelas Mursiati (50) warga Desa Apoho, beberapa waktu lalu.

"Kita tidak berani masuk dalam lobang bunker, sebab bunker diatas bukit ini sudah dihuni hewan liar dan dianggap angker," pungkasnya (Faj/Sus)

Share this Article

TeraswisataTV

More Stories