SOLO - Tidak butuh waktu lama, air sisa jamasan pusaka pura Mangkunegaran ludes tak tersisa di serbu warga yang sejak sore hari sudah hadir di kawasan Mangkunegaran untuk mengikuti ritual malam satu Suro pada Sabtu (31/8/2019) malam.
Mereka terlihat memadati area halaman Pura Mangkunegaran. Salah satu tujuannya untuk berebut air jamasan pusaka. Bahkan mereka tak segan-segan untuk menganbuk sisa air yang berceceran di lantai dan meja karena saat berebutan air banyak yang berjatuhan.
Mereka juga mengambil bunga-bunga yang jatuh di lantai untuk di bawa pulang dan disimpan. Bagi sebagian masyarakat Jawa khususnya, air jamasan tersebut dipercaya membawa berkah dan keselamatan.
Tradisi itu sudah berlangsung turun temurun. Begitu pusaka sudah dikirab, warga yang sudah menunggu di halaman Pura Mangkunegara langsung menyerbu dan berebut air sisa jamasan pusaka.
Mereka saling dorong agar bisa mendapatkan air ataupun kembang yang digunakan untuk mencuci pusaka. Selain berebut air sisa jamasan pusaka oleh masyarakat, tradis Pura Mangkunegaran lainnya adalah ritual mengarak beberapa koleksi pusaka mengitari kompleks keraton di Banjarsari, Solo.
Bukan hanya pusaka saja namun juga kerabat dan abdi dalem Pura Mangkunegaran juga ikut kirab. Namun selama kirab pusaka berlangsung, semua harus berdiam diri, tidak bicara atau tapa bisu.
Bahkan setelah selesai kirab masih ada tradisi lainnya yakni menggelar semedi bersama di pendopo dalam Istana Pura Mangkunegaran.
"Kita membolehkan warga untuk ikut bersemedi di dalam tepat tengah malam dengan pakaian tradisional," kata Joko pada Selasa. Pada acara prosesi itu, warga yang sudah menunggu di halaman Pura Mangkunegara segera menyerbu air jamasan pusaka.
Warga saling sikut dan dorong untuk mendapatkan air ataupun kembang yang digunakan untuk mencuci pusaka. Bahkan, beberapa warga rela mengais sisa-sisa air jamasan yang sudah tumpah di meja dan lantai untuk diusapkan di muka.
"Ini ngalap berkah. Biar selamat dan pinaringan rejeki dari sing Kuasa," jelas Wahyono, warga Jumapolo, Karanganyar.
Senada dengan Wahyono, Sri Wigati warga Teras, Boyolali sudah sejak pukul 15.00 WIB sudah ada di Pura Mangkunegaran untuk melihat tradisi malam satu Suro. Dan itu rutin dilakukannya, bersama warga satu desanya.
"Berangkat rombongan, tirakat sambil cari keberkahan," pungkasnya.