TERASWISATA - Selain memiliki panorama alam yang indah, Karanganyar juga memiliki makanan khas yang terbuat dari singkong. Salah satu camilan yang berasal dari lereng gunung Lawu ini adalah balung kethek.
Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, balung kethek, berarti tulang monyet. Nmaun bukan berarti makanan khas atau camilan khas Karanganyar ini, terbuat dari tulang monyet, tapi terbuat dari singkong rebus yang diiris tipis.
Saat menyambangi salah satu outlet penjualan balung kethek yang berada di Badran Asri Rt 02 Rw 12 , Kelurahan Cangakan, Karanganyar kota, camilan ini terdiri dari beberapa varian rasa, mulai dari pedas, manis, gurih, serta berbagai varian rasa lainnya.
Ria, salah satu karyawan outlet, mengatakan, balung kethek ini, paling banyak diburu oleh pembeli. Selain cita rasanya yang menggoda selera, harganya jjuga sangat terjangkau.
Dengan harga Rp20.000, per dus, pembeli sudah mendapatkan camilan yang sederhana ini. Outlet ini juga menjual balung kethek yang dikemas dalam plastic dengan harga Rp10.000.
“Yang paling banyak di cari ya balung kethek ini mas. Apalag isaat menjelang dan sesudah perayaan Idulfitri. Para pemudik menjadikan camilan ini sebagai buah tangan untuk kembali ke perantauan,” ujarnya, Selasa (18/6/2019).
Selain balung kethek, outlet yang berada di tengah permukiman warga tersebut, juga menjual makanan atau camilan khas lainnya, seperti gethuk semar, gethuk goreng, gethuk frozen, singkong keju frozen, timus, timus frozen serta aneka camilan lainnya.
Bahakan kopi Lawu juga ada di outlet ini. Makanan khas ini, menurut Ria, dihargai rata-rata Rp15.000.
Sementara itu, Lia, salah satu pemudik, mengaku saat pulang ke Karanaganyar, selalu membawa balung kethek serta camilan lainnya untuk oleh-oleh kembali ke Jakarta. Selain cita rasanya, harganya juga cukup terjangkau.
“Biasanya sih temen-temen di Jakarta mintanya oleh-oleh yang khas. Karena warga Karanganyar, saya membawakan balung kethek ini sebagai buah tangan,” ujarnya. (dia)