Kampung Batik Girilayu, Ada Sejak Jaman Mangkunegoro I

Selasa, 19 Juni 2018 : 23.58

0 komentar

Teraswisata - Penggemar kain batik khas Jawa bisa menyusuri kampung batik di wilayah Girilayu, Matesih untuk menambah koleksinya. Keindahan batik Girilayu sudah terkenal sejak puluhan tahun lalu.

Girilayu juga salah satu sentra industri perajin batik yang sudah turun temurun. Sentra pembatikan di Desa Girilayu sudah ada sejak jaman Mangkunegara I. Sejarahnya Girilayu merupakan salah satu desa pembatik keraton yang berpusat di Keraton Mangkunegaran.

Karena itulah hingga saat ini motif batik Girilayu dipengaruhi gaya membatik khas Mangkunegaran baik teknik, bahan, pewarnaan, sampai pada motif yang digunakan. Dimana motifnya lebih kreatif dibanding batik Keraton Surakarta.

Girilayu merupakan nama desa di lereng gunung Lawu tepatnya Matesih, Karanganyar. Desa Girilayu memiliki potensi yang sangat menjanjikan, terutama di sektor kerajinan di mana hampir di tiap rumah terdapat seseorang yang dapat membatik dengan kualitas yang sangat baik.

Seni membatik membutuhkan kesabaran dan ketelatenan yang cukup tinggi. Namun hasil kesabaran yang dituangkan dalam goresan canting menghasilkan karya yang luar biasa indahnya. Pasar batik di Girilayu mencapai puncak keemasan pada tahun 1975 dimana saat itu jarit batik sangat digemari masyarakat.

Salah satu tokoh yang ikut berperan membudayakan penggunaan kain jarik batik adalah ibu negara saat itu yakni Ibu Tien Soeharto yang selalu mengenakan busana kebaya lengkap dengan jarik dan selendangnya dalam segala kesempatan.

Saat ini perkembangan batik baik motif maupun penggunanya sudah berkembang pesat. Jika batik jaman dahulu bertahan dengan pakemnya motif klasik namun seiring berkembangnya waktu pengrajin batik tulis di Girilayu juga berani bereksperimen dengan mengembangkan batik corak kontemporer.

Meski begitu tidak akan menggeser keberadaan motif batik tradisional yang masih bertahan. Inovasi motif batik juga dikembangkan agar bisa mengikuti mode dan perkembangan jaman. Saat ini para pengrajin batik tulis di Girilayu, Kecamatan Matesih, Karanganyar, mulai kenalkan motif batik khas daerah Girilayu berupa motif durian dan manggis.

Selain motif buah, pengrajin juga hasilkan motif Girilayu dan Karanganyar contohnya adalah monumen tri dharma. Harga jualnya juga beragam mulai Rp40 ribu-Rp50 ribu per lembar untuk selendang dan Rp. Rp250.000-Rp700.000 untuk kain jarit.

Sedangkan motif batik kuno seperti truntum, Kencar-Kencar, Mahkota Raja, Kembang Kanthil, Wahyu Tumurun harga jualnya bisa mencapai Rp. 2 juta per lembarnya tergantung rumitnya motif dan lamanya pembuatan.

Pemasaran batik hasil perajin batik Girilayu tidak hanya di sekitar desa sambil menunggu pembeli yang datang. Mereka juga gunakan metode jemput bola dengan mengikuti beragam pameran UKM yang diselenggarakan baik di wilayah Kabupaten Karanganyar sampai ke luar Karanganyar. (Dian)

Share this Article

TeraswisataTV

More Stories