The Last Temple From Majapahit Tempat Meditasi Asik di Lereng Lawu

Rabu, 30 Mei 2018 : 22.30

0 komentar

KARANGANYAR - Merefresh diri dengan jalan meditasi semakin banyak diminati masyarakat karena dianggap bagus untuk kesehatan tubuh. Saat melakukan meditasi membuat semua organ tubuh bergerak dan berfungsi dalam keadaan seimbang, serta bekerja dengan lebih teratur.

Tubuh mengalami relaksasi karena itulah meditasi sangat efektif untuk menghilangkan stress.

Lokasi terbaik untuk melakukan meditasi biasanya berada di pengunungan yang tenang dan berhawa sejuk. Tempat yang memiliki suasana hijau pepohonan akan sangat membantu proses meditasi. Salah satu lokasi yang bisa menjadi referensi adalah Candi Sukuh yang berada di lereng Lawu.

Namun bagi siapa saja yang akan melakukan kegiatan atau meditasi harus melaui ijin terlebih dahulu dari pengelola candi. Keunikan candi Sukuh di lereng Lawu sangat menarik wisatawan. Bukan hanya untuk wisata budaya saja namun juga wisata spiritualnya.

Terletak di ketinggian 910 meter diatas permukaan laut (mdpl) aura spiritualnya semakin kental dengan wewangian dupa dan sesaji bunga di beberapa titik candi yang sebagian menjulukinya 'the last temple from Majapahit'.

Hijau dan rimbunnya pepehonan dan hembusan angin pegunungan kadangkala diiringi munculnya kabut secara tiba-tiba membuat suasana semakin khidmat.

Tak heran jika banyak wisatawan sering menggunakan Candi Sukuh sebagai lokasi meditasi yang banyak difavoritkan.

Berlatar belakang gunung Lawu dan di puncak Candi yang berbentuk trapesium banyak digunakan untuk lokasi meditasi secara berkelompok. Namun hanya dibatasi tidak lebih dari 10 orang di lokasi puncaknya.

Bukan hanya candi Sukuh saja yang menjadi lokasi tujuan meditasi. Candi Cetho yang lokasinya tidak jauh dari candi Sukuh juga banyak di jadikan lokasi meditasi. Menyatukan pikiran dengan alam sekitar mampu menciptakan ketetangan diri dan menumbuhkan aura positif dalam diri seseorang.

Bahkan bukan hanya wisatawan lokal saja yang melakukan semedi di dua lokasi eksotik tersebut. Menyerap energi alam untuk tumbuhkan energi positif. Wisatawan asal China, Jepang, Jerman, Perancis juga Belanda juga lakukan hal sama. Bahkan tak jarang mereka menginap disana. (dian)

Share this Article

TeraswisataTV

More Stories