Mencari Inspirasi di Tengah Kesunyian Telaga Nan Eksotik di Lereng Lawu

Jumat, 25 Mei 2018 : 22.36

0 komentar

KARANGANYAR - Lereng gunung Lawu terkenal akan keindahan alamnya. Banyak wisata alam yang masih asli bisa dinikmati para wisatawan. Mulai dari Grojogan Sewu di Tawangmangu, air terjun Jumog, Sapta tirta Pablengan Matesih, juga telaga alam Telogo Mardido di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar.

Salah satu wisata alam yang masih asli dan belum tersentuh modenisasi adalah Telogo Mardido. Masih jarang wisatawan yang mengetahui keberadaan Telogo Mardido. Karena lokasi wisata ini baru saja di buka untuk umum. Sehingga belum banyak fasilitas di lokasi ini.

Untuk menuju ke lokasi ini perjalanan sangat menyenangkan. Rute jalan yang naik turun dan berkelok-kelok seperti di wilayah pegunungan yang membuat jantung seolah berirama, namun jangan ditanya keindahan alamnya yang masih asli.

Pepohonan hutan pinus yang tumbuh di sekitar telaga Mardido masih asri sehingga hawanya sangat sejuk. Warna danau hijau keemasan yang terlihat seakan menghilangkan rasa lelah sehingga rasa takut terbayarkan dengan melihat keindahan telaga di lereng Lawu.

Suasana telaga akan semakin indah saat matahari terbenam (sunset) tiba. Warna jingga keemasan terlihat jelas di ujung telaga yang terhampar luas. Airnya sangat jernih sehingga terlihat lumut dan ganggang juga ikan kecil berenang bebas terlihat jelas di dasar telaga.

Meski lokasi menuju danau Mardido masih berupa jalan setapak yang terbuat dari susunan batu yang kecil. Sedang jalan sekitarnya masih berupa tanah. Telaga Madirdo merupakan sebuah danau alam yang airnya berasal dari danau kecil yang airnya bersumber dari mata air di lereng Gunung Lawu.

Telaga Mardido menjadi sumber mata air bagi masyarakat sekitar karena airnya yang tak pernah surut meski musim kemarau dan tak pernah penuh di saat musim penghujan.

Sekitar telaga Madirda ada sumber mata air yang masih alami dan dikeramatkan oleh penduduk sekitar. Dipercaya masyarakat sebagai situs patirtan kuno.

Untuk mencapai Tlogo Madirdo dapat dilakukan melalui dua jalur utama dan satu jalur alternatif. Yang pertama melalui pertigaan arah Candi Sukuh dan Candi Cetho ke arah kanan, serta menuju Air Terjun Jumok, yang juga berada di Kecamatan Ngargoyoso.

Jalur kedua menuju Tlogo Madirdo, adalah melalui Desa Karang, yang berada pada kilometer 34 jalan raya Solo-Tawangmangu. Dari pintu gerbang Pemancingan Amanah untuk menuju Tlogo Madirdo harus melalui jalan 5 kilometer.

Jalur lainnya bisa melewati Grojogan Sewu, yaitu melalui jalan desa Tengklik Tawangmangu menuju ke arah Desa Berjo menuju Tlogo Madirdo.

Di waktu tertentu, telaga ini dijadikan sebagai lokasi untuk upacara keagamaan umat Hindu yakni Melasti. Melasti sendiri merupakan upacara pensucian diri untuk menyambut hari raya Nyepi oleh seluruh umat Hindu.

Maka, upacara Melasti ini bertujuan untuk membersihkan diri dari sifat-sifat buruk manusia. Seperti tamak dan sombong yang merugikan diri sendiri dan orang lain itu dibersihkan. Agar saat perayaan Nyepi nanti bisa sukses.

Usai pembacaan doa, sesaji yang telah disiapkan kemudian dilarung ke Telaga Madirda. Makna dari larung sesaji ini adalah segala sesuatu yang telah diambil manusia dari alam harus dikembalikan lagi ke tempat semula, yakni alam agar dapat tercipta keseimbangan kehidupan. (dian)

Share this Article

TeraswisataTV

More Stories